KUE GULA SALJU
oleh RF. Dhanno
Apakah kau tahu kue gula salju? Bentuknya bulat kecil-kecil, rasanya mirip donat. Bagian dalam kue ini berisicokelat. Permukaannya bertabur gula salju. Terbayang, kan, betapa lumer dan manisnya? Mencicipi sepotong takkan membuatmu kenyang. Kau pasti ingin menyantapnya lagi dan lagi. Aku dan teman-teman sangat menyukai kue gula salju. Mamaku pandai sekali membuatnya. Hari ini, Mama membuat banyak kue gula salju untuk pesta ulang tahun Marry,teman baikku. Mama membawakanku sekeranjang penuh untuk kubawa ke rumah Marry.
Setibanya di rumah Marry, sekeranjang kue gula salju kuletakkan di meja dapur rumah Marry. Aku segera bergabung dengan teman-teman di ruang tengah. Pesta akan dimulai! Kini, ruangan pesta hiruk pikuk oleh bunyi musik. Kami menari dan bernyanyi bersama. Semua tertawa riuh, larut dalam kegembiraan. Kami berpesta hingga melupakan waktu makan. “Astaga, kue gula saljuku!” teriakku seketika. Semua kegiatan terhenti. Ya, tiba-tiba aku teringat kalau kue itu masih tergeletak di meja dapur. Aku segera berlari. Oh, keranjang itu sudah kosong! Padahal kue itu adalah kado kejutan yang akan kuberikan pada Marry. “Kenapa?” Marry menghampiriku. “Ada yang mencuri kue gulla saljuku, Marry,” ucapku lesu. “Tenang, kita pasti menemukan pelakunya,” hibur Marry. “kita lacak jejak pencuri itu,” tambahnya.
Semua anak di ruangan pesta membentuk lingkaran,aku dan Marry berdiri di tengahnya. “Teman-teman, kue gula saljuku hilang. Di ruangan ini, ada lima belas anak. Semua suka kue gula salju. Bisakah kalian mengakui dengan jujur , siapa di antara kalian yang mencurinya?”tanyaku.
Serentak semua temanku menggeleng. Semua menyangkal. Mereka tadi tak ada yang ke dapur karena asyik menari dan bernyanyi.”Tunggu, aku sempat melihat Richie berlari ke belakang,” seru Betsy mengagetkan. Semua mata tertuju ke Richie yang agak gugup.”Aku cuma ke kamar kecil. Aku tak melihat kue di meja dapur.” Richie membela diri.”Oh iya, aku juga melihat mulut Lily mengunyah sesuatu,” adu Wendy. Kini, semua mata beralih menatap Lily. “Eh, jangan sembarangan menuduh! Ini permen karet.” Lily memperlihatkan permen karet di mulutnya yang sudah tidak manis lagi. “Sheila! Ya, aku melihat Sheila pulang dulu. Ia berjalan tergopoh-gopoh. Kedua saku bajunya penuh, seperti ada yang di sembunyikan!” pekik Ronan.
Ruangan gaduh. Semua mencoba menerka, apa benar Sheila pelakunya. “Aku dan Marry akan menemui Sheila, meskipunbelum tentu dia pencurinya,”kataku. “Ya, aku setuju. Kita pasti berhasil menemukan pencurinya. Tunggu saja besok,” ucap Marry sambil mengerling ke arahku, aku tak mengerti apa maksudnya.
Setelah semua teman pulang, aku dan Marry menemui Sheila. Dan inilah jawaban Sheila… “ Aku tergesa-gesa karena Mama menyruhku segera pulang. Anjing kesayanganku sakit parah,” jelas Sheila. “Tentang saku bajuku yang tampak penuh, itu adalah kado untukmu, Marry. Ini, aku lupa belum menyerahkannya padamu,”tambah Sheila sambil menyerahkan dua bungkus kado yang berisi sepatu balet yang dibungkus terpisah. Aku dan Marry saling berpandangan. “Lalu siapa yang mencuri kue itu?”keluhku hampir putus asa.
Keesokan harinya di sekolah, aku mendengar kabar kalau Sam, seorang teman bermainku yang bertubuh paling gemuk, sakit gigi. Sepulang sekolah, Marry mengajakku mengunjungi Sam. Sampai di rumah Sam, kami disambut oleh Bu Anne, mama Sam. “Sam kesakitan sepanjang malam. Dia tak bisa tidur sampai pagi. Tadi sempat tertidur sebentar saja, kasihan dia,” keluh Bu Anne. “Ibu sudah membawanya ke dokter?” tanya Marry. “Ya, kata dokter, Sam terlalu banyak makan makanan manis.” “Makanan manis?!” teriak kami nyaris bersamaan. “Aku minta maaf, akulah yang mencuri kue gula salju itu,” tiba tiba Sam muncul dari balik pintu kamarnya, mengejutkan kami. “ Aku sudah jujur pada kalian. Terserah, kalian akan memberiku hukuman apa,” kata sam pasrah sambil terus memegangi pipinya yang bengkak. Ia terus menunduk, tak berani menatap mata mamanya yang mulai tampak menakutkan. “Oh Sam, kami tak akan mengkuhummu,” ujar Marry sambil memberikan senyum terbaiknya kepada Sam. “Kami juga tidak marah. Tapi, kami harap,kau bisa belajar dari peristiwa ini. Cepat sembuh ya , Sam” tambahku.
Akhirnya, kami berhasil menemukan pencuri kue gula salju. Syukurlah, mamaku mau membuatkan kue gula salju lagi untuk Marry.
Tema: Kejujuran
Judul: Kue Gula Salju
Latar:
Latar Waktu:
1. Hari ini : Hari ini, Mama membuat banyak kue gula salju untuk pesta ulang tahun Marry,teman baikku (paragraph 1 kalimat ke 9)
2. Keesokan hari : Keesokan harinya di sekolah, aku mendengar kabar kalau Sam, seorang teman bermainku yang bertubuh paling gemuk, sakit gigi. (paragraph 7 kalimat pertama)
3. Malam : “Sam kesakitan sepanjang malam. Dia tak bisa tidur sampai pagi. Tadi sempat tertidur sebentar saja, kasihan dia,” (paragraph 7 kalimat 4)
4. Pagi : “Sam kesakitan sepanjang malam. Dia tak bisa tidur sampai pagi. Tadi sempat tertidur sebentar saja, kasihan dia,” (paragraph 7 kalimat 4)
Latar Tempat:
1. Rumah Marry : Setibanya di rumah Marry, sekeranjang kue gula salju kuletakkan di meja dapur rumah Marry (paragraph 2 kalimat pertama)
2. Dapur rumah Marry : Setibanya di rumah Marry, sekeranjang kue gula salju kuletakkan di meja dapur rumah Marry (paragraph 2 kalimat pertama)
3. Meja dapur : Ya, tiba-tiba aku teringat kalau kue itu masih tergeletak di meja dapur (paragraph 2 kalimat 10)
4. Ruang tengah rumah Marry: . Aku segera bergabung dengan teman-teman di ruang tengah (paragraph 2 kalimat 2)
5. Ruangan pesta : Kini, ruangan pesta hiruk pikuk oleh bunyi musik. (paragraph 2 kalimat 4)
6. Di tengah lingkaran semua anak: Semua anak di ruangan pesta membentuk lingkaran, aku dan Marry berdiri di tengahnya (paragraph 3 kalimat pertama)
7. Sekolah : Keesokan harinya di sekolah, aku mendengar kabar kalau Sam…. (paraghraph 7 kalimat pertama)
8. Rumah Sam : Sampai di rumah Sam, kami disambut oleh Bu Anne, mama Sam (paragraph 7 kalimat 3)
9. Di balik pintu kamar Sam : tiba tiba Sam muncul dari balik pintu kamarnya (paragraph 7 kalimat 8)
Latar Suasana:
1. Hiruk pikuk : Kini, ruangan pesta hiruk pikuk oleh bunyi musik. Kami menari dan bernyanyi bersama. Semua tertawa riuh, larut dalam kegembiraan. (paragraph 2 kalimat 3,4,5)
2. Panik : “Astaga, kue gula saljuku!” teriakku seketika. Semua kegiatan terhenti. Ya, tiba-tiba aku teringat kalau kue itu masih tergeletak di meja dapur. Aku segera berlari. Oh, keranjang itu sudah kosong! (paragraph 2 kalimat 8-11)
3. Canggung : (paraghraph 3 dan 4)
4. Gaduh : (paraghraph 5 dan 6)
5. Mengagetkan: “Makanan manis?!” teriak kami nyaris bersamaan. “Aku minta maaf, akulah yang mencuri kue gula salju itu,” tiba tiba Sam muncul dari balik pintu kamarnya, mengejutkan kami. “Aku sudah jujur pada kalian. Terserah, kalian akan memberiku hukuman apa,” kata Sam pasrah sambil terus memegangi pipinya yang bengkak (paraghraph 7 kalimat 7,8,9)
Watak Tokoh:
1. Aku : Mudah Panik.Pemaaf.
Mudah Panik. “Astaga, kue gula saljuku!” teriakku seketika.
Pemaaf . “Kami juga tidak marah. Tapi, kami harap kau bisa belajar dari peristiwa ini. Cepat sembuh ya , Sam” tambahku.
2. Mamaku : Sabar . Mamaku mau membuatkan kue gula salju lagi untuk Marry.
3. Marry : Optimis,Pemaaf.
Optimis. Ya, aku setuju. Kita pasti berhasil menemukan pencurinya. Tunggu saja besok,”
Pemaaf. “Oh Sam, kami tak akan mengkuhummu,” ujar Marry sambil memberikan senyum terbaiknya kepada Sam
4. Lily : Sensitif. “Eh, jangan sembarangan menuduh! Ini permen karet.”
5. Richie : Jujur.”Aku cuma ke kamar kecil. Aku tak melihat kue di meja dapur.”Richie membantah
6. Wendy : Suka mengadu.”Oh iya, aku juga melihat mulut Lily mengunyah sesuatu,” adu Wendy
7. Betsy : Suka menuduh. “Tunggu, aku sempat melihat Richie berlari ke belakang,” seru Betsy mengagetkan. Semua mata tertuju ke Richie yang agak gugup.” Aku cuma ke kamar kecil. Aku tak melihat kue di meja dapur.” Richie membela diri.
8. Sheila : Jujur. Aku dan Marry menemui Sheila dan inilah jawaban Sheila… “ Aku tergesa-gesa karena Mama menyruhku segera pulang. Anjing kesayanganku sakit parah,”jelas Sheila “Tentang saku bajuku yang tampak penuh, itu adalah kado untukmu, Marry. Ini, aku lupa belum menyerahkannya padamu,”
9. Ronan : Suka menuduh. “Sheila! Ya, aku melihat Sheila pulang dulu. Ia berjalan tergopoh-gopoh. Kedua saku bajunya penuh, seperti ada yang di sembunyikan!” pekik Ronan.
10. Sam : Suka mencuri, Jujur
Suka Mencuri. “Aku minta maaf, akulah yang mencuri kue gula salju itu,” tiba-tiba Sam muncul dari balik pintu kamarnya, mengejutkan kami.
Jujur. “Aku sudah jujur pada kalian. Terserah, kalian akan memberiku hukuman apa,”
11. Bu Anne : Cepat emosi. Sam terus menunduk, tak berani menatap mata mamanya yang mulai tampak menakutkan.
Thaankss yaa yang udah baca blog gue :)
Tinggalin comment yaa makassihh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar